Minggu, 05 Mei 2024

INFORMASI :

SELAMAT DATANG DI WEBSITE DESA ARJOMULYO

SEJARAH DESA ARJOMULYO

SEJARAH DESA ARJOMULYO

Banyak sedikitnya, setiap desa tentunya mempunyai sejarah dan legenda masa lalu. Hal ini sangat penting karena sebagai generasi penerus apabila segala tindakan mau menengok kebelakang tentunya hasilnya akan lebuh baik karena desa adalah merupakan tinggalan dari para tokoh pendahulu yang telah mendirikan desa dengan segala bentuk peraturan yang ada didalamnya.

Dalam legenda Desa Arjomulyo kami mencoba menulis untuk sekedar mengenang tentang keberadaan Desa Arjomulyo dimasa lalu.

Awal mula Desa Arjomulyo adalah sebuah hutan yang sangat lebat. Datanglah sekelompok orang yang menjadi pengawal Pangeran Diponegoro. Karena lelah mereka beristirahat dan menetap ditempat tersebut. Lama kelamaan jumlah mereka menjadi banyak dan akhirnya terwujudlah suatu pedukuhan yang pada waktu itu diberi nama Wanatawang. Adapun arti dari Wanatawang adalah Wana berarti Alas (Hutan-red) dan Tawang berarti Padang (terang). Setelah berjalan berpuluh-puluh tahun kemudian terbentuklah pedukuhan baru disebelah selatan Dukuh Wanatawang yang mereka beri nama Glempang. Nama tersebut diambil dari kegiatan masyrakat setempatyang begitu bangganya dengan hasil bumi dari daerah itu yang begitu melimpah yang dalam bahasa jawa dikatakan kesampar kesandung hingga terwujudlah nama Glempang. Setelah berdirinya Dukuh Glempang ternyata mereka belum puas dan kemudian mereka mendirikan pedukuhan baru yang waktu itu mereka beri nama Pedati.Dukuh ini banyak para pedagang yang berjualan hasil bumi keluar daerah dengan menggunakan gerobak kuda yang mempunyai nama lain Pedati.Saking banyaknya pedati di dukuh tersebut kemudian mereka beri nama Dukuh Pedati.Selain nama Pedati juga ada yang member nama lain yaitu Putihan.Adapun asal mula nama Putihan yaitu karena pada masa Zaman Kerjaan mataram , masyarakat member upeti kepada raja dan Akhirnya Raja Mataram memberikan hadiah /kebijakan kepada dukuh Pedati berupa penbebasan untuk membayar pajak yang pada waktu itu diberi nama daerah Putihan.

Seirng berjalannya wktu dari ketiga dukuh tersaebut muncullah para pemimpin dukuh yang pada waktu itu mereka beri niama lurah .Adapun nama – nama lurah yang pernah memimpin dukuh wanatawang adalah Mbah Wonodiwiryo , Mbah Nur Zaeman , Mbah Sirad , adapun yang sempat memimpin dikuh Glempang adalah Mbah Karta dan Mbah Krama Dimeja , dan lurah yang pernah memimpin Dukuh Pedati adalah Mbah Danu S, Mbah Manpura dan Mbah Suro Pawiro.

Setelah itu pada Zaman Penjajahan Belanda sekitar tahun 1918 terjadi penggabungan kepemerintahan yang pada waktu itu dinamakan Blengketan sehinga terjadilah  pesta demokrasi untuk menentukan pemimpin atau lurah blengketan.Adapun yang menjadi bakal calon lurah Blengketan pada waktu itu adalah Mbah Sirad dari Wanatawang  , Mbah karma Dimeja dari Glempang dan Mbah Suro Pawiro dari Pedati.

Dari ketiga bakal calon lurah tersebut akhirnya Mbah Suro Pawiroterpilih menjadi lurah Blengketan dari ketiga dukuh tersebut.Kemidian untuk menggabungkan ketiga dukuh tersebut menjadi satu yang disebut desa Mbah Suro Pawiro member nama Desa Arjomulyo.Dan sejak saat itulah muncul nama desa Arjomulyo tanpa merubah nama pedukuhan yang ada dimana yang menjadi pemimpin pada saat itu yaitu Mbah Suro Pawiro.Nama Desa Arjomulyo ditetapkan pada hari Senin  Kliwon , Tanggal 1 Januari 1919, Sehingga tanggal 1 Januari adalah hari jadi Desa Arjomulyo.

Selanjutnya untuk membantu jalanya pemerintah maka ditunjuklah Kepala kepala dusun yang disebut kebayan dan aparat pemerintahan yang lainnya.Keadaan tersebut terus berlangsung sampai sekarang sehingga dijaman sekarangpun masyarakat lebih mudah menyebut perangkat desa dengan sebutan,Kebayan , Kaum , Polisi , Congkog dan lainya yang sebenarya sekarang sudah tidak dipakai lagi.

Adapun nama nama Lurah atau Kepala Desa yang pernah memimpin Desa Arjomulyo yaitu :

1.Mbah Suro Pawiro       1919 s/d 1946 (  27 Tahun  )

2.Mbah  Marto Diharjo    1946 s/d 1984         (  38 Tahun  )

3.Bapak Karto Sujono     1986  s/d  1994        (  8    Tahun )

4.Bapak Suwardi           1994  s/d  2002        (  8   Tahun  )

5.Bapak Eko Heriyanto   2002  s/d  2007        (  5  Tahun   )

6.Bapak Suwardi           2007   s/d  Sekarang.

    Dari perhitungan waktu yang cukup lama sampai terbentuknya Desa Arjomulyo ini tentunya banyak proses yang dilalui demi meningkatkan kwalitas pembangunan mental dan spiritual. Terkait dengan hal itu di Desa Arjomulyo sudah sejak dari dahulu bahwa untuk mewujudkan cita cita membangun desa atas dasar musyawarah dan pelaksanaannya secara gotong royong ataupun bentuk bentuk lainya semakin menurun.

Kiranya demikian sekelumit tentang Desa Arjomulyo, kurang dan lebihnya penulis mohon maaf yang sebesar sebesarnya karena sebagian besar dari cerita ini diambil berdasarkan cerita dari mulut ke mulut yang kami sendiri kurang begitu mengerti akan kebenaranya. 

Bagikan :

Tambahkan Komentar Ke Twitter

Kebumen Terkini

Tahun Ini KIE Ditiadakan, Diganti Expo Keagamaan
Peringati Hardiknas, Bupati Kebumen Upayakan Para Guru Honorer Diangkat PPPK
Peringati Hari Buruh, Bupati Kebumen Sebut Angka Penganguran Turun
Berkomitmen Majukan Pendidikan, Bupati Kebumen Raih Penghargaan Detik Jateng-Jogja Awards
Puluhan Ribu Warga Padati Alun-alun Pancasila, Nobar Timnas U-23 vs Uzbekistan

Arsip Sejarah Desa

Statistik Pengunjung

Polling 1

Polling 2